Pantaskah mereka…….

kali ini saya akan mengeluarkan sedikit pikiran saya, saya gak tau ini berguna atau tidak… tapi sejak gambar ini di ambil pikiran saya terus membayanginya….

 

Narsisisme (dari bahasa Inggris) atau narsisme (dari bahasa Belanda) adalah perasaan cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan. Orang yang mengalami gejala ini disebut narsisis (narcissist). Istilah ini pertama kali digunakan dalam psikologi oleh Sigmund Freud dengan mengambil dari tokoh dalam mitos Yunani, Narkissos (versi bahasa Latin: Narcissus), yang dikutuk sehingga ia mencintai bayangannya sendiri di kolam. Tanpa sengaja ia menjulurkan tangannya, sehingga ia tenggelam dan tumbuh bunga yang sampai sekarang disebut bunga narsis. (http://id.wikipedia.org/wiki/Narsisisme)

 

Kedokteran (bahasa Inggris: medicine) adalah suatu ilmu dan seni yang mempelajari tentang penyakit dan cara-cara penyembuhannya. Ilmu kedokteran adalah cabang ilmu kesehatan yang mempelajari tentang cara mempertahankan kesehatan manusia dan mengembalikan manusia pada keadaan sehat dengan memberikan pengobatan pada penyakit dan cedera. Ilmu ini meliputi pengetahuan tentang sistem tubuh manusia dan penyakit serta pengobatannya, dan penerapan dari pengetahuan tersebut.

 

Ilmu kedokteran berangsur-angsur berkembang di berbagai tempat terpisah yakni Mesir kuno, Tiongkok kuno, India kuno, Yunani kuno, Persia, dan lainnya. Sekitar tahun 1400-an terjadi sebuah perubahan besar yakni pendekatan ilmu kedokteran terhadap sains. Hal ini mulai timbul dengan penolakan–karena tidak sesuai dengan fakta yang ada–terhadap berbagai hal yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh pada masa lalu (bandingkan dengan penolakan Copernicus pada teori astronomi Ptolomeus. Beberapa tokoh baru seperti Vesalius (seorang ahli anatomi) membuka jalan penolakan terhadap teori-teori besar kedokteran kuno seperti teori Galen, Hippokrates, dan Avicenna. Diperkirakan hal ini terjadi akibat semakin lemahnya kekuatan gereja dalam masyarakat pada masa itu.(http://id.wikipedia.org/wiki/Kedokteran)

 

dan di indonesia sendiri dokter di rintis pada tahun 1847 sedangkan penamaan kampus STOVIA tahun 1898….  tokoh terkenal saat itu wahidinsudiro husodo,cipto  magunkusumo,dan sutomo (http://beritagar.com/p/hari-dokter-indonesia-dan-sejarah-pergerakan-9758)

 

intinya tokoh seorang dokter itu seyogyanya menjadi panutan dan berpihak pada rakyat… bahkan saat perintis kemerdekaan mereka menjadi relawan untuk mengobati rakyat tanpa menagis bayaran di meja kasir. bahkan rela tidak di bayar…

 

perkembangan ini terus berlanjut bahkan dokter menjadi sosok sempurna yang bisa kemana aja….. politik, ekonomi. untuk bidang kesehatan mengajarkan ilmu tentang perawat,manajemen rumah sakit, obgin, farmasi dan banyak.

 

saya tidak bisa menyalahkan.. untuk masuk kedokteran aja perlu puluhan juta… gak salah kalau sebagian dokter melakukan hal yang aneh karna mereka butuh di hargai sebagai manusia.. tapi apa jadinya ketika

 

1. dokter tidak objektif sampai melakukan pemogokan 1 hari, seolah dokter didiskriminasikan, lalu bagaimana jika mereka mendiskriminasikan jurusan lain,,,, pantaskah kami mogok… bahkan ada curhatan perawat yang mengatakan saat dokter mogok 1 hari itu di back-up sama mereka… layakkah mereka di anggap dokter yang dulu di cita2kan untuk rakyat indonesia. dan bayang kan kalau saat itu tidak ada perawat… pantaskah rakyat mogok jadi manusia karna didiskriminasikan dokter?

 

2. bagaimana nasib dokter yang memang tulus untuk rakyat… mengabdi di pedalaman, meninggalkan keluarga yang di cintai hanya karna menyambung pita kehidupan, kena malaria,bahkan mati saat bertugas.. semua sirna ketika masyarakat membandingkan dengan dokter perkotaan.. yang karna sebuah nepotisme dan nasib bisa di kota. mengeluh gaji kecil, kurangnya penghasilan, tidak memenuhi kembali uang saat kuliah, terlalu manja, bahkan untuk mengurus masyarakat yang tidak punya uang di tolak, atau di cemberuti.. layakkah dokter di negara kita begini.

 

3. nasib pasien di puskesmas yang luntang-lantung krna saat berobat dokternya bilang, saya lagi rapat, saya lagi tidak dinas atau segalanya. lalu mana jurusan yang di latih itu untuk di tempatkan pada bidang nya. yang konon lahannya di serobot..

 

4. penanganan pasen yang darurat, hanya karna wewenang seorang dokter, perawat tidak bisa mengambil tindakan. sedangkan dokternya jauh dari lokasi…   dan masyarakat selalu menyalahkan perawat yang tidak becus… pantaskah jika mereka mogok ketika didiskriminasi ?

 

5. terkait sebuah narsisme sampel di daerah aceh saya  baca spanduk tentang ikatan suami dokter indonesia, begitu narsisnya sampai para suami buat persatuan itu…. seperti para ibu2 bayangkari… saat istri bertugas sang suami menyiapkan nasi, ngurus anak, bersihkan rumah….. atau para suami menuntut haknya sebagai suami seorang dokter di pemerintah….. bung2  dimana nasib para laki2 lain sampai ini ada. begitu narsismenya dokter sampai sang suami ikut2an.

 

6 pantaskah jurusan ini menjadi cita2 seorang anak kecil, yang dengan polosnya mereka mengatakan ” adik mau jadi dokter…. biar bisa nyuntik..” bahkan ada dokter kecil…… bagaimana indonesia mau sehat kalau dari kecil sudah di ajarkan mengobati bukan di ajarkan sehat…

 

 

ahirkata saya tidak mampu bilang apa2 hanya petikan keluahan yang saya tulis. saya tidak bisa melawan sendiri karna saya bukan siapa2… tulisan ini bukan maksud menyebarkan rasis, hanya sekedar membuka cakrawala saja…  dan mencoba kita berfikir jernih apa arti sesungguhnya…. karna jujur walau saya bukan dokter tapi kehidupan saya tidak lepas dari dokter… hanya saja saya menginginkan seorang dokter yang terbaik untuk negri yang saya cintai…..

Tinggalkan komentar